Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam menulis cerita imajinasi baik cermin, cerpen, maupun novel yaitu salah satunya adalah menemukan ide.
Sering kita dengar dari sahabat literasi sedang belajar menulis; Bagaimana memunculkan ide supaya bisa menjadi sebuah cerita yang menarik yang dikemas dalam cerpen ?
Ternyata tidaklah sulit untuk menemukan ide yang akan menjadi bahan membuat cerita. Berikut beberapa tahapan bagaimana mencari, memilih ide dan mengembangkan ide.
A. Mencari dan Mengumpulkan Ide
Novelis Claude Simone : “Tulislah apa yang kau ketahui”
Berikut beberapa cara/tempat bagi kita untuk menemukan ide sebuah cerita :
1. Ceritakan pengalaman pribadi : Pengalaman pribadi bisa kita jadikan cerita, contoh buku yang menulis pengalaman pribadi dan best seller adalah : Kambing Jantan (Raditya Dika) dan Anak Kos Dodol (Dedew). Bila ingin dibuat cerpen atau novel, kisah pengalaman pribadi bisa didramatisir dengan bumbu-bumbu imajinasi, tokoh dan setting juga cenderung diganti atau dilebih-lebihkan.
2. Pengalaman orang lain : bisa mengambil ide cerita dari cerita teman, berita, atau peristiwa. Namun hati-hati dalam menuliskan tokoh dan setting, agar tidak mirip, ceritanya juga jangan terlalu persis.
3. Gagasan/Keinginan/Angan-angan/Impian
4. Fantasi/Khayalan
5. Tokoh : Kita bisa menciptakan seorang tokoh yang unik untuk kemudian kita kembangkan jadi sebuah cerita : contohnya adalah Lupus, Harry Potter, Charlie Chaplin, Candy-Candy, Satria Baja Hitam, dll.
6. Setting : Sebuah tempat juga bisa menjadi sebuah inspirasi bagi kita. Misal : Di sebuah Mall yang ramai, pasar malam, kuburan, dll.
7. Cerita Rakyat. Menulis ulang cerita rakyat atau mengadaptasi cerita rakyat itu menjadi sebuah cerita modern. Yang sering disadur ulang adalah cerita Cinderella, Malin Kundang dan Kabayan.
8. Dari Judul Cerita Lain, kita bisa mendapat inspirasi dengan membuat plesetan atau parody dari sebuah cerita lain. Misal Badai Pasti Berlalu diubah menjadi Bajaj Pasti Berlalu, Anak perawan di sarang penyamun diubah menjadi Anak Penyamun di Sarang Perawan dan lain sebagainya.
9. Sejarah, banyak cerita rekaan yang diambil dari sejarah. Contoh novel GIE.
10. Koran, berita Koran dapat juga dijadikan sebuah cerita yang menarik. Contoh : berita pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, bisa kita tambahkan konfliknya, mendramatisasi ceritanya dan lain sebagainya.
11. Dan masih banyak lagi kesempatan kita untuk mencari ide. Bisa dari membaca buku, mendengar lagu-lagu dan mengambil ide dari lirik lagu itu, salah sambung dari menelepon, jalan-jalan, bicara dengan orang baru, melakukan hal-hal yang tidak lazim seperti iseng-iseng menjadi kernet atau iseng-iseng menyapu jalan, bisa menumbuhkan imajinasi di kepala.
Yang pasti sebagai penulis kita harus selalu berpikir out of the box! Keluar dari kotak! Jangan selalu mengikuti persepsi yang ada, semisal tokoh itu harus selalu cantik atau tampan, kita bisa membuat tokoh yang gemuk dan gaul misalnya, dari sana akan muncul ide-ide cerita sehingga bisa menjadi sebuah cerpen atau novel.
B. Memilih Ide Cerita
Dari sekian banyak ide-ide yang bermunculan di kepala kita, kita harus memilih, tema dan idea pa mana yang paling menarik untuk dibuatkan ceritanya? Setidaknya ada 4 kriteria untuk itu :
1. Baru. Berarti tidak basi, seperti yang saya bilang tadi kita harus berpikir out of the box!
2. Aneh/Ganjil. Sesuatu cerita yang aneh di mata pembaca bisa menjadi sebuah daya tarik.
3. Terkenal/Dekat, buat setting yang dikenal pembaca, missal target pembaca kita adalah remaja, dialog serta setting cerita juga harus dikenal dan diketahui oleh pembaca.
4. Luar Biasa. Ceritanya jangan cerita biasa tetapi buat yang luar biasa. Wah!
C. Mengembangkan ide
Ada dua cara untuk mengembangkan ide-ide yang kita miliki yaitu dengan Menggunakan Peta Pikiran dan Menggunakan Fast and Free Writing.