Menulis Fiksi dan Non Fiksi

Bait Kata – Pada dasarnya sebuah tulisan hanya ada dua katagori, yaitu nyata dan khayal atau fiksi dan non fiksi.

Fiksi merupakan sebuah karangan non-ilmiah yang bersifat imajinatif dari penulis dan bukan berdasarkan kenyataannya. Dibutuhkan kemampuan imajinasi dan merangkai emosi dari penulis sehingga pembaca dapat terlibat dalam cerita. Sebagaimana aturan penulisan dalam karya fiksi “tunjukkan jangan ceritakan”, sehingga teknik menulis lebih ekspresif, bebas, dan tidak begitu terpaku kepada aturan.

Fiksi, jika menilik KBBI, bermakna “cerita rekaan”, sementara rekaan memiliki makna karangan, buatan, angan-angan (fantasi). Contohnya adalah novel, cerpen, dongeng, fabel, roman sejarah, puisi, dan lain-lain

Membangun karakter setiap tokoh, merangkai plot cerita serta proses membangun konflik dalam tulisan fiksi menjadi tantangan tersendiri.

Berbeda dalam penulisan buku nonfiksi yang tidak perlu membuat karakter tokoh, pada penulisan fiksi bagian ini menjadi bagian yang penting.

Untuk alur penulisan fiksi ada beberapa bagian yang perlu kita lewati seperti,

1. Menentukan Tema dan Tujuan

Tema merupakan inti dari sebuah tulisan atau pokok permasalahan. Menentukan tema atau memilih tema bisa berasal dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pernikahan, perjuangan mewujudkan mimpi, roman remaja, permasalahan dalam pertemanan, kematian, dan sebagainya.

Tema sangat menentukan cerita. Selain tema, tentukan juga tujuan menulis serta segmen pembaca.

Hal ini tentunya untuk mempermudah dalam merangkai alur serta konflik juga gaya bahasa yng digunakan.

2. Menciptakan Karakter Tokoh

Tokoh dalam sebuah cerita tidak harus tokoh yang baik, yang sholeh, yang sempurna tanpa cacat, cantik, ganteng atau hal-hal positif tanpa cela. Tokoh yang baik dalam cerita adalah tokoh yang manusiawi. Apa adanya sesuai dengan standar pada cerita tersbut.

3. Membangun Alur/Plot Cerita

Sering disalah pahami bahwa Alur adalah Plot, Nah untuk lebih jelasnya bisa buka halaman berikut: https://baitkata.com/literasi/pengertian-dan-perbedaan-plot-dan-alur/

4. Membuat Daftar Isi (Outline)

Penyusunan daftar isi pada tulisan fiksi lebih bebas dari pada membuat tulisan non fiksi. Hal ini karena tulisan fiksi tergantung dari kemampuan imajinasi dari penulis itu sendiri. Tujuan pembuatan daftar isi atau outline bermaksud untuk membatasi tulisan agar sesuai dengan tema tiap bab dan sub bab. Jadi tidak ada hal-hal yang menyimpang dari bahasan yang dimaksud. Meskipun pada dasarnya bisa saja di sub bab tertentu dikembangan lagi tulisan yang diperlukan.

5. Menulis Apa yang Sudah Direncakan

Mulailah menulis, baik narasi, dialog antar tokoh dan lain sebagainya sesuai yang sudah direncanakan di outline.

Penulisan cerita bisa menggunakan POV 1,2,3 sesuaikan dengan cerita yang dibawakan. Untuk memahami Pov (point of view) bisa kunjungi halaman https://baitkata.com/literasi/sudut-pandang-dalam-sebuah-cerita-pov/

6. Revisi Tulisan

Dalam edit tulisan ini bukan saja teks yang menjadi sasarannya meskipun hal itu sangat penting berkenaan dengan PUEBI namun tidak kalah pentingnya dalam mengedit memperhatikan juga alur / plot cerita, konflik, dialog, dan lain sebagainya. Terlepas dari itu, dalam proses editing sangat mungkin terjadi perubahan alur cerita atau penambahan karakter untuk membuat cerita lebih mengalir.

Non Fiksi

Non Fiksi merupakan karangan yang berdasar pada sesuatu yang nyata yang benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.

Nonfiksi bersifat faktual atau peristiwa yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa semua yang terkandung di dalam buku nonfiksi adalah nyata dalam kehidupan. Non fiksi dapat dikelompokkan menjadi non fiksi murni dan non fiksi kreatif.

Nonfiksi murni merupakan suatu karangan berdasarkan data yang pasti sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

Sementara nonfiksi kreatif adalah suatu karangan berdasarkan data pasti yang didapatkan kemudian dikembangkan berdasarkan imajinasi menjadi berbentuk puisi atau novel.

Ciri-ciri Tulisan Non Fiksi

    1. Tulisan nonfiksi berupaya mencapai taraf obyektifitas tinggi dan membuat pembaca tertarik
    2. Bahasanya bersifat denotatif dan tidak bermakna ganda
    3. Biasanya berbentuk ilmiah populer seperti skripsi, artikel, makalah dan lainnya.
    4. Tulisan nonfiksi menyerukan nalar pikiran para pembaca

Seperti halnya dalam menulis fiksi, dalam menulis non fiksi juga harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:

    • Menentukan tema

Tema atau gagasan pokok ide ide pikiran tentang suatu hal, sangat berperan penting dalam sebuah karya tulis sepnonfiksi seperti halnya pada tulisan fiksi. Karena tanpa tema yang diusung karya tulis tidak akan tercpta.

    • Merumuskan tujuan

Bagian ini juga cukup penting, karena akan menentukan arah dan jenis yang akan ditulis. Arah atau isi dari nonfiksi sangat dipengaruhi oleh kadar pengetahuan tema yang akan dibahas.

    • Mengumpulkan dan menganalisis data

Pengumpulan data perlu diperhatikan karena nantinya akan berpengaruh pada kualitas teks nonfiksi. Data yang diperlukan harus ditulis lengkap dan detail. Pengumpulan data bisa dilakukan berbagai cara seperti referensi buku, wawancara, diskusi atau survei.

    • Menyusun kerangka karangan

Kerangka karangan merupakan rancangan atau susunan pikiran utama yang terstruktur, yang selanjutnya direalisasikan dengan kalimat-kalimat.

    • Menyusun paragraf

Setelah semuanya selesai selanjutnya menyusun paragraf. Buatlah kaidah paragraf berupa satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.

Sumber,
Bagus Sugiarto
Materi Kelas Menulis Tinta Batch #01
Senin, 03 Mei 2021 via WA Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *