Penokohan dan Karakter Pada Sebuah Cerita

Bagaimana memilih tokoh dalam sebuah cerita? Tokoh dalam sebuah cerita tidak harus tokoh yang baik, yang sholeh, yang sempurna tanpa cacat, cantik, ganteng atau hal-hal positif tanpa cela. Tokoh yang baik dalam cerita adalah tokoh yang manusiawi. Apa adanya sesuai dengan standar pada cerita tersbut.

Walaupun tidak ada salahnya penulis memnonjolkan tokoh pada sebuah cerita, dengan catatan bahwa si penulis piawai dalam meramu cerita hingga tidak terkesan monoton yang akkhirnya membosankan.

Berikut adalah beberapa cara untuk menjelaskan tokoh dalam cerita :

1. Teknik Uraian
2. Teknik Dramatis
3. Cakapan tentang identifikasi Tokoh yang meliputi :

  • Prinsip Pengulangan informasi
  • Prinsip Pengumpulan Informasi yang berceceran dari awal hingga akhir cerita
  • Prinsip Kemiripan dan Pertentangan sifat tokoh

Menurut Orson Scott Card berikut ada beberapa hal yang bisa menguatkan karakter seorang tokoh. Berikut saya jabarkan secara singkat :

1. Motif

Setiap tokoh harus punya motif, sebuah alasan mengapa dia melakukan sesuatu. Misal seorang yang pergi ke pesta untuk bersenang-senang dengan seorang yang pergi ke pesta sebagai mata-mata pasti akan terasa perbedaannya di sana. Pembaca juga akan lebih mengenal pikiran si tokoh. Tokoh dilihat dari niat di balik perbuatannya.

2. Masa Lalu si Tokoh

Dengan menceritakan masa lalu si tokoh akan membantu pembaca memahami siapa tokoh itu pada saat ceritanya terjadi.

3. Reputasi

Reputasi tokoh yang diceritakan oleh orang lain dapat mempengaruhi penilaian pembaca terhadap tokoh itu. Penulis bisa juga memberikan citra reputasi buruk tetapi di bab lain ternyata citra reputasi itu adalah sebuah kekeliruan, contoh ada orang yang reputasinya buruk ternyata dia adalah seorang mata-mata polisi yang menyamar jadi preman. Ini akan memberikan efek kejut kepada pembaca.

4. Stereotip

Bila kita ingin memberikan informasi tokoh adalah seorang dokter, kita menceritakan bahwa tokoh itu ada di rumah sakit, memegang stetoskop, memeriksa pasien, Tapi bisa juga memberikan stereotip, lelaki kusut masai, tidak punya rumah, baju compang-camping, pembaca akan menebak ia adalah gelandangan tetapi di paragraph selanjutnya diceritakan ternyata dia adalah bos kaya raya yang sedang iseng jalan-jalan di tengah malam buta.

5. Perbedaan Sifat

Perbedaan sifat tokoh yang terjadi di dua lingkungan yang berbeda. Misalkan di rumah dia adalah pendiam tetapi dengan pacarnya dia menjadi orang yang sangat periang.

6. Kebiasaan Tokoh

Kebiasaan tidak hanya membuat tokoh tersebut lebih realistis, tetapi juga membuka potensi berkembangnya cerita.

7. Fisik si Tokoh

Semoga uraian di atas bisa menambah wawasan kita dalam menulis cerita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *