Terhempas

Reno terlihat keuar dari saamping rumahnya, dari cara berpakaian sudah siap untuk melakukan jogging di pagi hari yang cerah. Sepatu sport warna biru dengan tali berwarna putih dipakai di kedua kakinya. Sementara handuk kecil melingkar dikepala untuk ikat. Postur tubuhnya yang atletis sangat memikat apalagi bagi kaum hawa.

Sambil lari kecil dan lompat-lompat sebagai pemanasan Reno terus keluar dari halaman rumah menuju jalan komplek di depan rumah. Matanya memandang sekeliling, ternyata sudah banyak orang orang yang melakukuan jogging di hari Minggu. Pandangan Reno tertuju pada seorang cewek berambut sebahu yang diikat model ekor kuda. Dengan head set yang menempel di kedua telinganya, cewek tersebut terus berjalan dari halaman rumah di ujung jalan. Dan rupanya cewek tersebut juga akan jogging juga.

“Selamat pagi,” sapa Reno basa basi.

“Selamat pagi juga.” Gadis itu membalas ucapan Reno dan samnil mengulurkan tangan berjabat tangan mengenalkan diri.

“Putri” kata gadis itu mengenalkan diri.

“Reno” Sahut Reno

”Baru pindah ?” Selidik Reno karena memang rumah di mana Puti tinggal sudah lama tidak berpemghuni. Ada enam bulan semenjak penghuni rumah pindah ke luar jawa, rumah tersebut kosong. Hanya terkadang pak Bejo yang merawat rumah tersebut sampai rumah tersebut laku di jual.

Dan ternyata hari ini adalah hari pertama penghuni rumah baru bernama Putri. Reno masih saja ngobrol sambil jogging pagi. Sementara Putri juga enak untuk diajak bercerita. Obrolan keduanya sampai tek terasa. Sudah dua kali putaran komplek perumahan . Dan akhirnya pada putaran ke tiga mereka pulang ke rumah masing-masing.

Ada yang aneh dan lain di perasaannya semenjak bertemu dengan Putri. Hati merasa berbunga-bunga dan angan melambung terbawa awan tipis di langit lepas. Entah apa lagi yang dirasakan. Tapi dari melihat tinggkah dan gerak geriknya sepertinya Reno mulai tertarik dengan kehadiran Putri dan dalam batinnya, Rasa yang selama ini belum pernah dirasakan. Inikah rasanya jatuh cinta ?

Hari berjalan sebagaimana mestinya. Tidak terasa satu minggu sudah berlalu. Inilah waktu dimana Reno ingin bertemu lagi dengan Putri. Meskipun rumah mereka tidak jauh tapi di hari-hari biasa Reno sibujk kuliah di kota dan hanya pulnag setiap Sabtu sore dan Minggu sore berangkat ke iota untuk kuliah dibagian hokum semester 4.

Benar saja, minggu pagi kembali Reno jogging dan dengan mulai agak berani menghampiri Putri untuk diajak. Setahu Reno, Putri tinggal sendiri di rumah itu. Tak ambil pusing sama siapa Putri tinggal di rumah yang terpenting bisa jalan berdua…

Tampaknya usaha tidak sia-sia. Sebelum Putri dipanggil ternyata Putri sudah mempesiapkan diri utuk jogging bersama.

“Ayo kita berangkat,” sapa Putri mengajak Reno untuk berangkat jogging.

“Ayo” sahut Reno sambil membalikkan badan untuk berbalik arah.

Mereka berdua berangkayt untuk jogging bersama. Seperti dua sejoli yang sedang di landa asmara. Keduanya sama-sama saling mengenal satu sama lain dalam cerita sepanjang jalan.

***

Singkat cerita, Reno dan Putri sama-sama terlihat saling suka satu sama lain. Setiap Minggu pagi mereka selalu jogging berdua. Memang hubungan belum sampai serius karena keterbatasan waktu bertemu, Reno yang masih kuliah hanya mempunyai watu satu minggu sekali untuk bertemu. Itu pun sebatas jogging bersama sedangkan hal lain masih sangat terbatas waktu yang tersisa.

Dan pada minggu ke empat seperti biasa Reno menjemput Putri ke rumahnya untuk kegiatan rutin jogging bareng. Tapi belum sampai di rumah Putri Reno melihat Putri bergandeng tangan dengan seseorang cowok yang belum dikenalnya. Termangu Reno melihat pemandangan di depannya. Tanpa disadari, Putri sudah ada di depannya.

“ Selamat pagi mas Reno.” Sapa Putri mengejutkna lamunannya.

“O…I..ya”, jawab Reno terbata gugup dan kaget campur jadi satu.

“Kenalkan ini suami saya mas Andi.” Bagai disambar petir di siang bolong. Serasa tulang belulang Reno tak mampu untuk menahan beban tubuhnya mendengar bahwa Putri yang selama ini menjadi idamannya sudah bersuami.

“O.. kenalkan saya Reno.” Jawab Reno sambil menjabat tangan Andi berkenalan. Dipaksakannya tangan untuk menjabat tangan Andi walau dalam hari berkecamuk gejolak jiwa yang tak menentu. Apalagi yang disalami adalah sosok yng membuat batinnya berontak.

Reno mematung. Terlihat samar-samar Putri dan Andi meninggalkannya yang masih terpaku mematung. Senyum tipis terlihat di bibir tipis Putri. Hari minggu pagi itu bukan bahagia yang Reno terima tapi patah hati yang dirasakan. Tak habis pikir, Putri yang baru dikenalnya yang menjadi pujaan hatinya ternyata sudah mempunyai pasangan hidup. Hari itu Reno tidak jadi melanjutkan jogging seperti biasanya. Dengan langkah gontai ia berjalan pulang. Duduk di kursi bambu di teras depan rumahnya.

“Bah, mengapa tidak bilang dari pertama …?” gerutu Reno yang belum bisa menerima kedaan yang menimpanya.

Pandangannya nanar berkaca-kaca, tatapamnnya kedepan kosong. Lalu lalang orang-orang yang sedang lari pagi di depan rumah seakan tak mmpu membuyarkan tatapan matanya yang tak fokus dalam memandang.

Masih terngiang kata-kata Putri, bahwa dirinya adalah ibu muda yang baru pindah dan suaminya baru bisa menyusulnya setelah satu bulan. Karena kesibukan pekerjaan di luar pulau yang membuatnya agak terlambat untuk datang. Apapun alasannya hati Reno sudah terlanjur terkoyak.

Ditulis, 05 Maret 2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *