10 Perbedaan Pendapat Mengenai Shalawat

Al-Qur’ān menjelaskan dalam surat Al-Aḥzab ayat ke-57:
“Sesungguhnya Allāh dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi ini. Hai orang-orang mukmin, mohonkanlah shalawat untuknya dan berilah selalu salam baginya.” 
Pada kata Sholluu alaihi secara jelas berarti perintah agar kita bershalawat kepada Yang Mulia Rasulullah SAW. Dan bagaimana kita bershalawat ??

Terdapat 10 perbedaan pendapat dalam masalah ini yang akan saya uraikan satu persatu:

  1. Hukumnya sunah,
    Pendapat ini dikemukakan oleh Ibnu Jarir ath Thabari yang menurutnya sudah disepakati oleh para ulama pada zamanny
  2. Wajib sekali sepanjang hidup
    Pendapat ini dikemukakan oleh Al Qurthubi. Pendapat ini juga nampaknya disepakati oleh ulama-ulama mahzab Malik
  3. Wajib bagi setiap muslim
    Pendapat ini di kemuakakan oleh Ibnu Abd Al Bad
  4. Wajib hukumnya minimal sekali seumur hidup
    Berbeda dengan pendapat dari Al Qurtubi, jika pendapat ini sedikitnya sekali seumur hidup seperti halnya Kalimat Tauhid. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama seperti Imam Abu Hanifah dan Imam Mali
  5. Wajib dalam Tasyahu
  6. Wajib setiap kali mendirikan shalat
    Dari kalangan Hambali memasukan shalawat ini dalam rangkaian doa iftitah di dalam shala
  7. Wajib mengucapkan sebanyak mungkin tanpa ada batasan tertent
  8. Harus disebutkan dalam setiap pertemuan walaupun hanya sekal
  9. Wajib setiap kali memanjatkan doa
  10. Wajib setiap kali namanya disebut
    Pendapat ini dikemukakan oleh para pengikut Imam Hanafi salah satunya ath Thahawi dan pernyataan ini dibenarkan oleh kalangan Syafi’i

Di luar dari 10 perbedaan pendapat yang saya sebutkan di atas, bahwasanya bershalawat kepada Rasulullah SAW merupalan kewajiban kita sebagai umat beliau SAW sebagai rasa cinta kita kepada yang mulia Rasulullah SAW.
Shalawat merupakam Wasilah atau sarana yang luar bias untuk meraih istiqomah. Mengenai pembacaan shalawat hendaknya dilakukan dengan penuh perhatian dan konsentrasi, seperti ketika seseorang berdoa dengan penuh konsentrasi tatkala dia dihadapkan pada berbagai kesulitan.
Didalam membaca shalawat hendaknya dengan penuh kerendahan hati dan kelembutan, tidak ada niat-niat untuk memenuhi keinginan pribadi serta murni untuk memohon keselamatan dan keberkatan bagi Baginda Rasulullah SAW dan bagi kemuliaan beliau SAW sebagai penerang di dunia ini dan di akhirat kelak.
Betapa istimewanya shalawat. Semoga kita dapat senantiasa mengamalkannya dengan sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya, serta meraih keberkahannya.

Sumber: Allah dan Malaikat pun Bershalawat, Ibn Hajar al Haitami

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *