Membuat Awalan Cerpen Yang Menarik

Sebarapa pentingkah parageraf pertama dalam sebuah cerpen? Karena pentingnya awalan atau paragraf pertama dalam sebuah cerita hingga banyak penulis pemula atau yang sedang belajar menulis merasa kesulitan dalam mengawali. Bukan saja sebagai basa-basi pembuka, awalan sebuah cerita menjadi penentu nasib cerita di dalamnya.

Untuk membuat paragraf pertama yang menarik yaitu, tidak bersifat menggurui, bertele-tele dan rumit dimengerti. Alangkah lebih baik masuk ke inti cerita, langsung konflik. Karena cerpen itu singkat namun padat dan berisi.

Contoh

“Tidak …!” Aku berteriak sekeras mungkin, tidak menerima hasil make up di hari pengantinku jadi kacau seperti ini.

“Bagaimana pun caranya, kamu harus membersihkan wajahku lagi, dan rias secantik mungkin. Aku tidak terima riasan seperti ini!” Wanita itu hanya diam memandangiku. Tidak melakukan apa-apa sejak aku berteriak memakinya.

Hari ini adalah hari pernikahanku. Tentu saja ingin menjadi wanita tercantik bak putri raja. Tidak terima jika hasilnya hancur seperti ini. Percuma rasanya bayar, masih lebih cantik riasan hari-hari biasa, daripada hari spesial ini.

Pada awal cerita sudah terjadi suatu kejadian yang memancing pembaca ingin mengetahui solusi seperti apa yang akan terjadi. Apa pernikahan bakal lanjut atau tidak? Itu yang akan menarik pembaca melanjutkan bacaannya. Karena memancing emosi dan penasaran.

Ide cerita yang gampang dituliskan adalah tentang pengalaman sehari-hari. Entah itu di sekolah, kantor, lingkungan rumah, atau di kamar. Seringkali kita mendapatkan banyak “peristiwa” atau pengalaman menarik yang kita amati, dan kemudian mengendap dalam kepala.

Peristiwa yang menarik mata saat menyaksikan sesuatu, biasanya akan meninggalkan memori di ingatan, ibarat kain perca yang berserakan. Nah, jadikan dirimu seperti “tukang jahit” yang mulai menyatukan kain perca itu menjadi sebuah baju atau keset.

Demikian juga halnya membuat cerita. Gunakan daya imajinasi untuk mengeluarkan peristiwa yang mengendap di kepala. Ambillah bahan yang ingin “dijahit” satu-persatu, entah itu topiknya, settingnya, tokohnya, konfliknya, atau endingnya.

Kemudian mulailah berimajinasi dengan “menjahit” awal cerita yang menarik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *