Mudik sudah menjadi tradisi dan budaya bangsa kita, yang kita sendiri tidak pernah tahu siapa penggagasnya dan siapa yang memerintahkanya.
Kepadatan Arus Mudik di Jl Raya Kemranjen, Banyumas Jawa Tengah [foto: Karman]
Sebenarnya budaya mudik sudah di jalankan oleh bangsa ikan secara alami, barangkali orang- orang perantau belajar filosofi hidup dari bangsa ikan, yang selalu bergerak kehulu mencari sumber mata air yang lebih bersih dan jernih.
Kita memang dikaruniani Tuhan sebagai bangsa yang tajam dalam menggunakan nurani untuk berfikir bijak yang selalu menjujung tinggi norma dan budaya yang berorientasi pada ajaran Agama yang hakiki.
Semestinya budaya mudik ini bisa di jadikan sarana kita untuk selalau berintrospeksi dan evaluasi diri agar fikiran kita berada dalam keadaan suci dan bersih, sehingga kebahagiaan di dapat layaknya para ikan yang berlompat- lompat ,menari- nari betapa senangnya ketika sampai dihulu mata air yang besih dan jernih.
Kehidupan kota memang layaknya sebuah muara di mana tempat berkumpulnya benda-benda yang terbawa dari berbagai aliran air sungai yang tentu ada yang baik dan tidak. Dari sinilah bibit penyakit muncul karena air banyak terkontaminasi oleh benda dan cairan yang beracun, sehingga berpengaruh terhadap kehidupan ikan, dan ikan- ikan pun menjadi sakit dan akhirnya mati, dan ikan yang mempunyai insting tajam akan selalu mencari air yang bersih.
Semoga orang- orang yang benar- benar mudik harapanya seperti ikan yang berinsting tajam yang ingin selalu memproteksi diri dari pengaruh-pengaruh buruk kehidupan kota, justru dari pelosok- pelosok kampung ajaran- ajaran luhur di gali dan di dapat, dari kampung halaman inilah ajaran menghargai leluhur, menghargai sesama, hidup sosial dan bergotong-royong dan bertoleransi dan selalu di junjung tinggi dan kita selalu jadi orang yg senantiasa merindukan kampung halaman dan merindukan akan kebaikan.
Semoga lebaran hari ini kita benar- benar menjadi fitri seperti kebahagian para ikan yang mudik dan menjumpai mata air yang bersih dan jernih. Aamiin.