Seperti biasa selepas Ashar Kang Trubus sedang menikmati secangkir kopi pahit racikan Yu Darmi. Bukan karena di rumah tidak dibuatkan kopi oleh istrinya tapi memang kebiasaan Kang Trubus yang secara tidak langsung memberikan pemasukan perekonomian keluarga Yu Darmi. Karena suaminya sudah lama dipundut Gusti Allah.
“Assalamualikum Kang, sudah duluan nongkrong di sini rupanya,” ucapan kang Parto mengagetkan.
“Waalaikumsalam, mari ngopi sama-sama tapi ingat 2 meter jaraknya” timpal Kang Trubus mengingatkan untuk tidak duduk terlalu dekat. Meski di kampung mereka taat pada himbauan pemerintah untuk tetap jaga jarak selagi wabah Covid 19 masih merebak.
“Bagaimana kabar si Kusno di kota?” Kang Parto menanyakan anak mbarepnya Kang Trubus.
“Si Barep lebaran ini tidak pulang. Ikuti himbauan pemerintah untuk tidak mudik,” Kang Trubus menjelaskan.
“Sekarang itu lagi rame kang, antara mudik sama pulang kampung, terus apa bedanya mudik sama pulang kampung. Pak Jiokowi kok ngendika boleh pulang kampung tapi tidak boleh mudik?”Penasaran dengan pemahaman mudik dan pulang kampung Kang Parto akhirnya menanyakan ke Kang Trubus apa bedanya. Karena kebetulan lagi mbahas si Mbarep yang tidak bisa pulang pada lebaran nanti.
“O. . . . . itu to” Kang Trubus sambil menyeruput kopi mengangguk-anggukan kepalanya tanda paham apa yang ditanya Kang Parto.
“Begini ya kang… Mudik dan pulang kampung memang sama-sama pulang ke kampung halaman tapi mempunyai pemahaman yang berbeda.”
“Beda bagaimana kang ?” sela Kang Parto tak sabaran.
“Jika mudik itu berpangkal pada Hari Raya. kepulangan yang dari kota atau luar daerah bermaksud merayakan Hari Raya bersama keluarga besarnya di kampung halaman. Setelah Hari Raya selesai maka mereka akan berangkat ke kota asalnya atau keluar daerah di mana mereka bekerja. Jadi pada prinsipnya pemaknaan mudik hanya pulang sebentar menjelang Hari Raya setelah itu berangkat lagi.” sambil menarik nafas Kang Trubus membetulkan posisi duduknya cari yang nyaman.
“Sedangkan pulang kampung yaitu para pekerja di kota dalam situasi wabah begini tidak adanya lagi pekerjaan atau kena PHK bermaksud pulang ke kampung halaman, untuk meneruskan hidup di kampung dan sudah tidak ada minat lagi ke kota. Dalam kondisi begini pemerintah membolehkan mereka untuk pulang kampung seperti ngendikane pak Jokowi. Dari pada di kota tidak ada kegiatan, atau terkena PHK dan lain sebagainya lebih aman pulang kampung. Itu maksudnya beda mudik sama pulang kampung” jelas Kang Trubus.
“O… Jadi jadi begitu pemahaman mudik sama pulang kampung to kang, ngerti aku nek ngono…”
“Nah gitu to kang pinter sitik…” Yu Darmi dari dalam warung ikut menimpali.
“Iyo yu… Ngerti aku siki.” jawab Kang Parto.
“Ya sudah aku pulang dulu yu, uangnya di bawah gelas.” Kang Trubus pamitan pulanh setelah panjang lebar ngobrol sama Kang Parto.
Sampit, 23 April 2020