Wisuda Done, Now What ?

Penulis : Bagus Sugiarto
Tanggal Terbit : 18 Juli 2025
Jumlah Halaman : 124 halaman
Pembaca : Semua Umur
Katagori : Non Fiksi
Edisi : 1
Terbit : PDF

 

Buku “Wisuda Done, Now What ?” membahas tentang kebingungan dan transisi yang dialami banyak lulusan setelah menyelesaikan studi. Penulis mengawali dengan gambaran euforia kelulusan yang segera digantikan oleh pertanyaan menantang mengenai arah hidup selanjutnya, seperti bekerja, menikah, melanjutkan studi, atau mengambil jeda. Artikel ini menekankan bahwa kebingungan pasca-wisuda adalah hal yang lumrah dan merupakan bagian dari proses pertumbuhan menuju kemandirian. Tekanan dari keluarga dan lingkungan seringkali memperparah perasaan ini, namun penting bagi lulusan untuk menyadari bahwa setiap individu memiliki jalannya sendiri, dan perbandingan dengan orang lain tidak seharusnya menjadi patokan utama kesuksesan.

Lebih lanjut, buku ini menyoroti perbedaan antara ekspektasi kampus dan realitas dunia nyata. Jika kehidupan perkuliahan memiliki struktur dan tujuan yang jelas, dunia pasca-wisuda menuntut kemandirian, adaptabilitas, serta kemampuan untuk menavigasi ketidakpastian. Keberhasilan tidak lagi hanya diukur dari nilai akademik, melainkan juga dari keterampilan non-teknis seperti komunikasi, etika kerja, dan ketahanan mental. Banyak lulusan mengalami krisis identitas atau quarter-life crisis karena merasa tidak siap menghadapi tuntutan dunia yang kompetitif dan terus berubah.

Terakhir, buku ini menekankan pentingnya refleksi diri dan pengambilan keputusan yang sadar. Penulis menganjurkan untuk mengambil jeda yang terencana sebagai bentuk investasi bagi pemulihan dan perenungan. Membedakan antara “ingin” yang seringkali didorong oleh tekanan eksternal dan “siap” yang lahir dari pertimbangan matang menjadi kunci. Pada akhirnya, hidup yang baik bukanlah tentang kesempurnaan di mata orang lain, melainkan tentang keberanian, kesadaran, dan kejujuran dalam menjalani setiap pilihan. Buku ini mengajak pembaca untuk melangkah tidak tergesa-gesa, tidak perlu sempurna, yang penting adalah melangkah sesuai dengan jalan diri sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *