Ketika sedang asik menulis tiba-tiba mengalami kesulitan menuangkan ide atau pikiran tiba-tiba seperti buntu seolah-olah tak ada jalan keluar untuk mengeluarkan gagasan yang ada dalam pikiran ? Dalam kepenulisan inilah yang disebut Writer’s Block. Yaitu kebuntuan menulis ketika penulis merasa kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya.
Berikut ini adalah cara mengatasi writer’s block. Cara ini dapat dilakukan satu atau dua hal atau bahkan seluruhnya tergantung kebutuhan dan situasi yang sedang dihadapi dalam menulis.
1. Ingat tujuan menulis
Apa motivasi terbesar dalam menulis. Setiap orang pasti punya komitmen. Nah, kedepankan komitmen kalian. Apa sebenarnya yang kalian inginkan? Menjadi penulis bukan hanya sebuah impian tapi wujudkan secara nyata yang harus diperjuangan bukan hanya dipikirkan.
Karena suatu pekerjaan sesulit apapun jika terbiasa dikerjakan maka tidak terasa lagi kesukarannya.
2. Segarkan pikiran
Terlalu lama menatap layar monitor untuk memikirkan gagasan, mencari inspirasi, membuat otak kita lelah. Sesekali pergilah ke luar untuk sekedar menghirup udara segar. Setelah kembali, pikiran terlihat lebih segar dan memiliki energi untuk menulis kembali. Bukankah tubuh juga perlu disegarkan?
3. Cari tempat menulis yang nyaman
Ciptakan ruang menulis yang nyaman, jika mmungkinkan ada ruangan favorit yang setiap saat menjadi tempat yang cocok untuk menulis atau pergilah ke pantai, cafe atau restoran untuk mencari inspirasi. Menulislah di sana. Nanti dengan sendirinya akan mendapatkan kenyamanan yang berbeda. Pada point ini, mungkin dibutuhkan sedikit biaya ekstra.
4. Menguasai topik
Carilah informasi tentang topik yang mau ditulis. Kalau perlu, cari narasumber yang menguasai topik tersebut. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi lebih. Salah satu cara yang sederhana adalah dengan membaca. Membaca harus menjadi makanan sehari-hari bagi penulis. Dari tulisan penulis, pembaca yang suka menganalisa bisa mengetahui apakah penulis suka membaca banyak buku atau tidak. Jadi tingkatkan kembali kebiasaan membaca.
5. Menulis tentang apa
Menulislah apa yang diinginkan. Jangan pikirkan tentang PUEBI dan ketidaksesuaian yang lainnya. Menulis saja sesuka hati, ingat bahwa menulis adalah semudah bicara. Tidak perlu khawatir pembaca menyukainya atau tidak. Karena, inspirasi bisa saja datang secara spontanitas. Dengan begitu menulis berdasarkan kata hati dan integritas (kejujuran) dan tanpa adanya unsur paksaan.
6. Akhir cerita
Ciptakan twist untuk akhir cerita tanpa harus pedulikan awalnya bagaimana. Dengan memikirkan twist akhir tersebut, maka akan menemukan inspirasi untuk menyelsaikan naskah yang sdang dibuat.
7. Look for proof reader
Carilah seorang rekan atau teman yang bisa diajak untuk membaca naskah. Minta pendapat mereka sehingga membuka kebuntuan yang sedang dialami.
8. Jangan lupa dipraktikkan
Jangan menyerah ketika sudah berkomitmen untuk berada di jalan kepenulisan. Memang menulis itu berat karena sejarah akan mencatat kita dalam keabadian. Writer’s block bukanlah suatu momok yang menakutkan jika kita siap untuk mengatasinya.
Jangan pernah katakan saya lelah, saya menyerah, saya berhenti di sini. Tidak! Jangan sekali-kali! Menulis adalah perjalanan seumur hidup. Sejarah akan mencatat itu!
“Jika kamu ingin mengenal dunia, maka membacalah! Namun, jika dunia ingin mengenalmu, maka menulislah!”
Semoga bermanfaat