Sebelumnya kita telah membahas tentang Cerpen maupun Cermin, baiklah sekarang kita akan membahas masalah novel. Apa itu novel dan bagaimana cara pembuatan sebuah novel ? Mari kita urai satu persatu.
Secara etimologis, kata “novel” berasal dari bahasa Italia, yaitu “novella” yang artinya “sebuah kisah” atau “sepotong berita”.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Novel dapat diartikan sebagai cerita panjang yang menceritakan kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekitarnya yang menonjolkan perilaku dan watak para tokohnya dalam penulisan.
Ciri-ciri novel secara singkat dapat saya sampaikan sebagai berikut :
- Pada umunya novel terdiri dari 400 halaman atau lebih dari 35.000 kata
- Untuk menyelesaikan membaca novel minimal 2 jam
- Novel ditulis dengan suatu narasi dan deskripsi untuk menggambarkan suasana
- Alur cerita kompleks
- Novel bisa menceritakan satu, dua, atau beberapa tokoh
- Novel menunjukkan beberapa sikap impresi, efek, dan emosi terhadap tokoh-tokohnya
Dalam sebuah novel pasti ada tokoh dan biasanya karena ceritanya panjang, maka kita sebagai pembaca akan bisa mendapatkan kesan (impresif) akan efek dan emosi tokoh tersebut lebih dari satu sikap. Bisa beberapa sikap yang bisa kita tangkap dari setiap tokohnya. Berbeda dengan cerpen, karena ceritanya pendek/singkat, maka kesan tokoh tidak banyak, bisa jadi langsung menangkap satu kesan saja.
Penulis Novel
Siapa saja yang bisa menulis novel? Siapa saja bisa menulis novel ! Baik bapak, ibu, pelajar atau mahasiswa tidak menutup kemungkinan menjadi penunlis novel. Perlu diingat bahwa kegiatan menulis bukan hanya bermodal pengetahuan saja tapi keterampilan merangkai kata dan menyusun kalimat juga menjadi modal utama penulis. Semakin sering kita belajar menulis dan semakin konsisten dalam menulis, tentulah menjadi nilai lebih dari seorang penulis.
Bisa kita ibaratkan dalam belajar berenang. Tidak hanya teori yang harus dikuasai, tapi praktek berengang dengan menceburkan diri ke kolam harus kita lakukan untuk menerapkan teori yang sudah kita dapatkan. Demikian juga dalam menulis, menulis tanpa pengetahuan (teori) ibarat jalan di kegelapan, tapi teori tanpa berlatih hanya angan yang ada dalam pikiran.
Jadi pendek kata, siapapun bisa menulis novel sepanjang masih ada kemauan untuk terus berlatih.