Putri Raja Yang Cerdas

Konon ada pada zaman dahulu ada seorang raja yang memiliki tujuh putri, semua putri-putri itu cantik dan sangat menarik sifatnya. Mereka penyayang dan ingin disayangi. Raja menyayangi ke tujuh putrinya itu, sehingga setiap putrinya merasa dialah yang paling disayangi oleh ayahnya.

Suatu ketika putri-putri tersebut berselisih dan masalah itu terdengar sampai kepada ayahnya. Raja merasa sangat sulit untuk mencari solusinya dan mengatakan.

“Saya menyayangi kalian semua, bagaimana ayah bisa mengatakan siapa diantara kalian yang paling ayah sayangi.”

Tetapi putri-putrinya mendesak dan bersikeras meminta kepada ayahnya untuk memberi jawaban siapa yang paling raja sayangi pada hari itu juga.

Ini berawal karena putri yang bungsu mengatakan dia yang paling disayangi oleh ayahnya dan menantang saudara-saudaranya untuk menguji kebenarannya. Setelah mendengar itu, ayahnya mengatakan ia tidak mengerti cara berpikir putri-putrinya, karena ia merasa menyayangi semua putrinya secara sama rata.

Melihat putri-putrinya sangat mengharapkan jawaban dan tidak ingin membuat putri-putrinya yang cantik merasa kecewa, maka raja berpikir keras, karena beliau dalam situasi seorang diri menghadapi tujuh putrinya sangat sulit baginya.

“Kalian semua tentunya menyayangi ayah dan mengerti apa yang ayah sukai. Jadi ayah minta kalian masing-masing menyiapkan satu hidangan yang kaliana anggap sebagai kesukaan ayah,” ucap raja setelah menemukan cara.

“Kalian tidak boleh bekerjasama dan harus mnengerjakan sendiri-sendiri, perhatikan juga cara berpakaian kalian dan kebersihannya. Dengan cara itu ayah akan mengetahui siapa diantara kalian yang lebih memahami ayah” lanjut raja memberi arahan kepada putri-putrinya.

Dengan segera mereka mulai belanja, menyiapkan dan menghias hidangan yang mereka anggap sebagai kesayangan ayahnya.

Putri pertama membuat Zardah (nasi manis) dan menyajikan dalam baki dan dipersembahkan kepada ayahnya. Aromanya enak dan dia memakai pakaian yang senada dengan hidangannya, dia sangat cantik dan menarik. Kemudian raja mencicipi Zardahnya dan menyukainya.

Putri kedua membuat Halwa Gajar (manisan yang terbuat dari wortel) dan tampil dengan pakaian sewarna dengan hidangan yang disajikan . Rajapun sangat senang dan menikmati manisan dari putri keduanya. Raja menganggap hidangan ini lebih enak dari pada Zardah.

Giliran putri selanjutnya yang membuat Gulab Jaman (kue berbentuk bulat dari susu direndam air gula yang kental) yang dihias dengan kertas perak. Raja mencoba dan tidak bisa menambah porsi makannya.

Putri selanjutnya mempersembahkan Razmelai (kue manis terbuat dari susu yang dingin) dan da juga mengenakan pakaian yang berkilau dan menggunakan perhiasan dari perak. Raja hanya mencoba satu potong saja. Saat itu belumlah sampai pada waktu untuk menentukan penilaian.

Putri selanjutnya menghidangkan Sarharmah dan dia memakai pakaian sari dengan pikiran bahwa itu adalah pakaian kesukaan ayahnya. Tapi raja sudah tidak berselera lagi mencoba aneka hidangan manis, tetapi untuk tetap memberi semangat kepada putri-putrinya, beliau mencoba juga walaupun sudah tidak bisa lagi menikmati lezatnya hidangan dengan rasa manis tersebut.

Giliran putri lainnya yang telah bekerja keras untuk menyajikan Jelebi (kue digoreng bersalut gula) yang dihidangkan dalam keadaan panas, sementara ia memakai pakaian yang penuh dengan hiasan. Dia maju kehadapan raja mempersembahkan hasil karyanya. Walaupun sebenarnya raja sangat menyukai makanan manis tetapi ia telah benar-benar kehilangan seleranya. Tapi sekali lagi, untuk membesarkan hati putrinya, maka raja memakan hidangan tersebut walau hanya sepotong kecil saja sambil memberikan pujian kepada putrinya atas jerih payahnya membuat hidangan tersebut.

Tibalah giliran putrinya yang bungsu, dengan baki tertutup dan pakaian sederhana. Lalu ia duduk di dekat ayahnya dan mempersembahkan makanan tersebut kepada ayahnya. Raja kemudian membuka tutupnya, ternyata ada Kebab Tikka dan daging panggang yang digarnis (hias) dengan daun ketumbar, ada selada dan ditambah dengan Pratha (roti) yang panas dan disusun secara menarik. Raja segera mengambil dan mulai makan dengan lahap.

“Saudara-saudaramu yang lain juga berusaha maksimal membuat makanan kesukaan ayah, tetapi pengertian dan kecerdasanmu memaksa ayah untuk mengatakan kamu adalah putri kesayangan ayah. Apalagi sesederhanaan dalam busana yang tidak menyolok dan juga tidak merias wajahmu bahkan ketulusan hati dalam kesederhanaan dengan berpakaian bersih membuat makanan asin yang lezat telah merebut hati ayah,” kata raja setengah berbisik pada putri bungsunya.

Lalu raja meminta putri-putri yang lain untuk mencoba makanan yang dibuat dengan tangan mereka sendiri dan beritahukan bagaimana rasanya. Mereka semua mencoba dan makan hidangan manis tersebut puas-puas dan mengakui bahwa makanan-makanan manis terus menerus membuat mereka tidak berselera lagi terhadap hidangan manis lainnya. Hidangan kebab yang asin dengan daging yang dipanggang sangat lezat apalagi dihidangkan dalam keadaan panas.

Dari cerita di atas kita dapat ambil pelajaran bahwa untuk memperlihatkan tanda sayangnya putri bungsu ini telah menggunakan kesempatan dengan kecerdasan nya untuk merebut hati ayahnya. Ia memahami bahwa, bila seseorang makan hidangan manis secara berlebihan maka ia akan kehilangan selera untuk makanan manis yang lain.

Sumber cerita: Pulwari Cet I Tahun 2016

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *