Waktu menunjukan pukul 19.00 WIB, yang ditunggupun datang. Sebuah mobil Avanza hitam merapat depan rumah.
“Berangkat sekarang ?” sapa sang sopir menghampiri.
“Ya”
Semua tas yang sudah siap di ruang tamu dikeluarkan dan dimasukan ke dalam mobil. Ada 4 tas bawaan utama yang dibawa dan tas jinjing.
Sementara itu isak tangis haru dan sedih mengantarkan keberangkatan sahabat sejati. Ya, perjalanan ini adalah keberangkatan untuk mengantarkan putri tercinta kami yang akan menuntut ilmu di luar pulau. Tentu rasa kehilangam bisa kita rasakan, setelah 3 tahun bersama, bercengkerama dan belajar bersama. Tapi itulah kehidupan, ada datang ada pergi silih berganti.
Tepat pukul 19.30 WIB mobil travel mulai merangkak maju menuju ke Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya. Memang ada beberapa pilihan angkutan untuk menuju Palangkaraya. Bus malam atau travel, dan untuk kenyamanan perjalanan akhirnya menggunakan jasa angkutan trevel.
Liak liuk laju kendaraan seirama dengan musik yamh diputar menemani heningnya malam. Pop tahun 80 an Indonesia mampu mengembalikan ingatan masa lalu. Menerawang akan masa kecil yang pada waktu tahun 80 an sudah “memberontak” untuk bisa merantau walaypun masib dalam skala kabupaten.
Pukul 21.00 WIB sampailah di KM 51 Kereng Pangi, istirahat sejenak sekedar melepas lelah dan menikmati teh hangat dan lalapan ayam. Setengah jam cukup untuk beristirahat.
Melanjutkan perjalanan pada 21.30 WIB. Untuk selanjutnya tidak tahan dengan serangan kantuk hingga tertidur dalam lelapnya keheningan. Hingga pada akhirnya terjaga di depan pintu Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya pada pukul 12.30 WIB. [goes]