Prosa dalam kesusastraan sering disebut juga dengan istilah fiksi. Kata pro-sa diambil dari bahasa Inggris, yakni prose. Prosa atau fiksi memiliki arti sebuah karya naratif yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, tidak ber-dasarkan kenyataan atau dapat juga berarti suatu kenyataan yang yang lahir berdasar-kan khayalan.
Sudjiman (1984:17) menyatakan bahwa fiksi adalah cerita rekaan, kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Jika berbicara fiksi, maka konteksnya mengingatkan kepada karya sastra. Sebaliknya jika berbicara karya sas-tra, maka konteks tersebut akan mengarahkan kepada sebuah karya sastra yang bersifat fiktif.
Secara umum prosa/fiksi memiliki arti sebuah cerita rekaan yang kisahannya mempunyai aspek tokoh, alur, tema, dan pusat pengisahan yang keseluruhannya dihasilkan oleh daya imajinasi pengarang.
Muliadi (2017:1) mengatakan bahwa fiksi atau prosa adalah “salah satu jenis gengre sastra,di samping gengre lainya.gengre lain yang di maksut ialah puisi dan drama. Prosa termasuk karya sas-tra yang disebut,cerpen, cerber,dan novel”.
Kata prosa diambil dari bahasa Inggris, prose. Kata ini sebenarnya mengacu pada pengertian yang lebih luas, tidak hanya mencakup pada tulisan yang digolongkan sebagai karya sastra, tapi juga karya non fiksi, seperti artikel, esai, dan sebagainya.
Muliadi (2017:1) mengatakan bahwa fiksi atau prosa “adalah salah satu jenis gengre sastra,di samping gengre lainya.gengre lain yang di maksut ialah
puisi dan drama. Prosa termasuk karya sas-tra yang disebut,cerpen, cerber,dan novel”. Secara umum prosa/fiksi memiliki arti se-buah cerita rekaan yang kisahannya mempunyai aspek tokoh, alur, tema, dan pusat pengisahan yang keseluruhannya dihasilkan oleh daya imajinasi pengarang.
Aminuddin (1985: 66) menyatakan bahwa istilah prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi, biasa juga disebut dengan prosa cerita, prosa narasi, narasi, atau cerita berplot. Pengertian prosa fiksi tersebut adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranananya, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.
Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi (fiction), teks naratif (nartive text) atau wacana naratif (narrative discource). Sehingga istilah prosa atau fiksi atau teks naratif, atau wacana naratif berarti cerita rekaan (cerkan) atau cerita rekaan.
Fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyarankan (tidak mengacu) pada kebenaran sejarah (Abrams, 1981:61). Istilah fiksi sering dipergunakan dalam pertentangannya dengan realitas (sesuatu yang benar ada dan terjadi didunia nyata sehingga kebenarannya pun dapat dibuktikan dengan data empiris). Benar tidaknya, ada tidaknya, dan dapat tidaknya, sesuatu yang dikemukakan dalam suatu karya yang dibuktikan secara empiris, inilah antara lain, yang membedakan karya fiksi dengan karya nonfiksi. Tokoh, peristiwa, dan tempat yang disebut-sebut dalam fiksi adalah bersifat imajinatif, sedang pada karya nonfiksi bersifat faktual.
Pengertian Prosa
Prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh banyaknya baris, banyaknya suku kata, dalam setiap baris serta tak terikat oleh irama dan rimanya seperti dalam puisi. Prosa berbeda dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa kadangkala juga disebut dengan istilah “gancaran”.
Karya sastra menurut ragamnya dibedakan atas prosa, puisi, dan drama. Karya sastra fiksi atau biasa disebut cerita rekaan, merupakan salah satu jenis karya sastra yang beragam prosa. Adapun pengertian prosa fiksi menurut Aminuddin dalam Djuanda dan Iswara (2006:158) adalah “kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeran, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasili-majinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita”.
Sumber: HAKIKAT PROSA DAN UNSUR-UNSUR CERITA FIKSI Dirfantara Hairuddin, Kartika Digna Radmila