Senin tanggal 12 April 2021 merupakan pertemuan ke 4 dalam penyampian materi Belajar Menulis Gelombang 18. Sebelum ke resume materi yang disampaikan hari ini, perlu disampikan bahwa untuk menyesuaikan waktu dalam bulan suci Ramadhan, maka penyampaian materi dirubah jadwal. Materi yang disampaikan di hari sebelumnya yaitu pada puykul 19.00 WIB berubah ke pukul 13.00 WIB.
Untuk informasi yang kedua bahwa mulai pertemuan ke 4 di Belajar Menulis Gelombang 18 kini berubah ke Gelombang 14, hal ini untuk menyesuaikan kapasitas pada Gelombang ke 18 yang sudah over.
Baiklah, untuk pertemuan kali ini yaitu pada pertemuan ke 4 di Gelombang ke 14, mengambil materi, Menulis Buku Dari Karya Ilmiah dengan narasumber Ibu Noralia Purwa Yunita.
Kenapa karya ilmiah kurang diminati untuk dibaca ? Tentunya di antaranya adalah karena bahasa dari karya ilmiah terlalu baku dan kaku hingga kurang luwes untuk dibaca, solusinya untuk lebih fleksibel dalam menilmati karya ilmiah adalah dengan merubahnya menjadi buku. Dengan demikinan gaya bahasa serta isi akan lebih luwes dan enak untuk dibaca.
Apa manfaat karya ilmiah versi buku ?
1. Dapat dibaca oleh masyarakat awam
2. Buku dapat diperjualbelikan, jadi ada keuntungan material yang dapat kita peroleh
3. Bagi bapak ibu ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit
4. Jika buku bapak ibu banyak yang baca, banyak yang beli, ada kemungkinan nama bapak ibu sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang, ini juga merupakan keuntungan tersendiri
5. Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi buku.
Cara Merubah Karya Ilmiah menjadi versi Buku
Untuk mengubah karya ilmiah menjadi buku tentunya ada cara dan trik khusus, berikut cara yang disampaikan oleh Ibu Nora dalam materinya.
1. Kita Ubah Judul
Judul karya ilmiah VERSI BUKU hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian.
Sebagai contoh
Judul Tesis
Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X SMA
Ketika diubah menjadi Judul Buku
Kiat Menulis Modul Berbasis Riset
Dapat dilihat dari contoh judul ini, objek/fokus penelitian Tesis terletak pada pengembangan / pembuatan modul,,jadi ketika diubah menjadi judul BUKU, sesuaikan dengan fokus penelitian itu.
Tinggal ditambah kata : KIAT, JURUS, STRATEGI, CARA SUKSES atau yang lainnya.
Contoh lain :
Pengaruh penggunaan metode I pada pembentukan matematika materi KPK dan FPB kelas …. SD …..
Dari judul tersebut tentunya bapak ibu paham, fokus penelitian di sini adalah METODE I pada pembelajaran Matematika SD.
Nah dari objek penelitian itu dapat diubah menjadi judul buku berikut:
Asyik belajar matematika dengan metode I
Jadi judul buku hanya fokus pada objek penelitian saja, dan gunakan judul yang lebih luwes ketika dibaca dan idak perlu terlalu kaku.
2. Ubah Daftar Isi
Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa
BAB 1 Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah, definisi operasional, rumusan masalah
BAB 2 Landasan Teori
Bab 3 metode penelitian
Berisi rumus-rumus statistika
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab 5 Penutup
Berisi kesimpulan dan saran.
Bagaimana cara mengubahnya ?
Ikuti pedoman 2W+1H
Bab 1 ( Why )
Jelaskan mengenai pentingnya, alasan penggunaan media, metode, strategi, atau model yang menjadi fokus penelitian, dapat ditambahkan pula masalah- masalah mengapa harus menggunakan media, metode, strategi atau model tersebut. Jelaskan pula manfaat dari yang menjadi objek penelitian
Hapus rumusan masalah, definisi, operasional, dan tujuan penelitian pada bab 1.
Bab 2( APA )
Di bab 2 merupakan penjabaran teori-teori dari landasan teori yang ada di bab-bab karya ilmiah.
Sebagai contoh, biasanya di bab 2 VERSI KARYA ILMIAH, ada penjelasan tentang media, jenis media, manfaat media, penjelasan media tertentu, karakteristik suatu media tertentu, hasil belajar, dan lain-lain. Nah, teori-teori ini dapat dijadikan beberapa bab dalam sebuah karya ilmiah versi buku.
Misal :
Bab 2 hanya menjelaskan apa itu media. Isinya tentang pengertian, jenis, manfaat dan karakteristik suatu media tertentu
Bab 3 menjelaskan belajar dan pembelajaran. Isinya tentang hasil belajar, faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan lain-lain.
Bab 4 apa itu pembelajaran matematika. Isinya menjelaskan tentang belajar matematika, kesulitan dalam belajar matematika, paradigma belajar matematika dan lain-lain.
Jika masih ada teori yang perlu dijelaskan dari bab 2 versi karya ilmiah, dapat dilanjutkan di BAb 5,6, dan seterusnya
Selanjutnya adalah ( How ). Ini dapat dituliskan di bab berikutnya setelah penjabaran dari beberapa teori. Isinya menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, dan bagaimana penerapannya.
3. Ubah Sedikit Isi Karya Ilmiah
A. Dalam mengubah karya ilmiah menjadi buku, penting sekali memperbanyak isi materi variabel bebasnya. Kita dapat menentukan perluasan materi tersebut berdasarkan kata kunci judul buku kita. Dengan kata lain, karya ilmiah yang diubah menjadi buku berarti lebih memperluas isi bacaannya berdasarkan sumber yang relevan. Misalkan judul implementasi Media Stereofoam pembelajaran organisasi kehidupan untuk meningkatkan kreativitas, maka yang harus dikembangkan adalah tentang Media (pengertian, manfaat, jenis), Pembelajaran (materi tentang belajar mengajar), Kreativitas (diberi pengertian dan lainnya).
B. Hilangkan semua kata Penelitian/ laporan PTK, laporan skripsi dan lainnya yang biasanya ada di karya ilmiah
C. Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. Cukup grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat.
4. Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan.
Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.
Biasanya pengubahan karya ilmiah versi buku ini membuat kesalahpahaman seorang penulis. Ada yang memahami bahwa KTI menjadi buku ya tinggal copy paste isi di KTI, lalu ganti judul, hapus yang tidak perlu, selesai, untuk isi masih sama persis, bahkan daftar pustaka juga sama. Itu salah, karena nantinya terkena self plagiarisme.
Caranya bagaimana agar tidak terkena self plagiarisme
1. Dapat menggunakan teknik parafrasa
2. Tambah rujukan baru ke dalam karya ilmiah versi buku kita. Jadi akan ada informasi terbaru yang kita sematkan dalam karya ilmiah versi buku tersebut.
3. Pilah isi dari karya ilmiah asli yang benar-benar dianggap penting untuk dicantumkan dalam karya ilmiah versi buku
Dengan demikian, meskipun beberapa daftar pustaka ada yang sama, namun isi karya ilmiah versi buku kita akan berbeda karena kita sudah memparafrase kan isinya. Selain itu, dengan adanya tambahan rujukan baru, akan semakin memperkaya daftar pustaka karya ilmiah versi buku.
5. Laporan Karya Ilmiah Harus Sudah Publikasi
Laporan karya ilmiah yang dibukukan, haruslah yang sudah dipublikasikan, minimal tingkat sekolah atau MGMP di wilayah masing-masing.
6. Berikanlah Ulasan
Beri ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.
7. Rujukan Baru
Jika ada rujukan baru, maka rujukan yang diambil boleh menggunakan blog, namun situs blognya haruslah situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya
Jangan gunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain-lain.
8. Jumlah Halaman
Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan penerbit masing-masing.
Terakhir
Agar karya ilmiah kita memiliki manfaat yang lebih, maka dapat diubah ke dalam bentuk buku. Fungsinya agar dapat dibaca oleh para pengajar lainnya. Ini lebih baik daripada berbagi file laporan karya ilmiah kita. Jika karya ilmiah kita dibukukan, selain memberikan manfaat dalam berbagi ilmu, buku karya ilmiah karya kita juga akan memiliki ISBN. Ini sangat penting dan mungkin dibutuhkan bagi pengajar untuk menambah nilai angka kredit. Selian itu, karya kita juga tidak akan lekang oleh waktu tentang kebermanfaatannya.
Demikianlah resume pertemuan ke 4 Belajar Menulis Gelombang ke 14 pada hari Senin, 12 April 2021 dengan materi Menulis Buku Dari Karya Ilmiah dengan narasumber Ibu Noralia Purwa Yunita.