Menulis Novel

Bait Kata – Novel adalah sebuah karya yang di dalamnya memiliki karakteristik sendiri. Novel merupakan suatu karya sastra berbentuk prosa naratif yang panjang, di mana di dalamnya terdapat rangkaian cerita tentang kehidupan seorang tokoh dan orang-orang di sekitarnya dengan menonjolkan sifat dan watak dari setiap tokoh dalam novel tersebut. Isi cerita sebuah novel jauh panjang dari cerpen, paling sedikit 100 halaman atau 3.5000 kata, serta terdapat pesan tersembunyi yang ingin disampaikan kepada pembacanya

Novel memiliki alur cerita yang cukup kompleks dan panjang, terdapat lebih dari satu impresi efek dan emosi.

Pada umumnya orang membutuhkan waktu setidaknya 120 menit untuk selesai membaca sebuah novel.

Tips agar mudah membuat sebuah novel

1. Kenali Audiens

Sebelum menulis novel, tentukan dulu siapa yang kita inginkan menjadi pembaca novel kita, maka kenali dahulu audiens yang akan jadi sasaran.

Kita akan menulis novel untuk rentang usia berapa?.

Misalnya kita menargetkan audiens di usia 13 tahun, remaja yang berusia 13 akan memiliki ketertarikan atau minat baca yang berbeda dengan remaja yang berusia 15 tahun ke atas, atau sebaliknya.

Nah… Jadi sebelum memulai menulis, tetapkan target pembaca pada usia berapa, karena audiens menjadi penentu novel kita diminati atau tidak.

Kalau kita ingin targetnya orang dewasa, jangan menulis novel remaja, begitu juga sebaliknya, jika kita ingin pesan yang terkandung di dalam novel kita untuk remaja, jangan kita tulis novel kita berbau dewasa. Tulislah cerita novel tersebut sesuai dengan karakter usia yang kita inginkan.

Tapi ada juga novel yang bersifat umum, bisa dibaca oleh semua umur dan kalangan yang sifatnya ringan, misalnya novel tentang kehidupan keluarga cemara.

2. Menentukan ide dan tema

Jika sudah mengenali audiens yang akan jadi sasaran, maka selanjutnya bisa menentukan ide cerita. Hal ini berlaku untuk penulis pemula maupun profesional.

Untuk penulis pemula, kadang terkendala dalam mencari ide, sebenarnya ide ini bisa datang dari mana saja, sebagai acuan ada beberapa tips agar mudah mendapatka ide cerita.

a. Ide bisa muncul dari diri sendiri

Sebenarnya ide menulis bisa datang dari mana saja, bisa dari orang di sekitar kita atau yang paling dekat yaitu dirim kita sendiri. Tanyakan kepada diri kita sendiri, kira-kira apa yang membuat gelisah. Apa sebabnya.

Identifikasi hal yang selalu mengusik pikiran. Jadi apa yang membuat gelisah atau bahkan bikin tidak bisa tidur? Apa yang membuat pikiran suntuk dan sebagainya.

b. Amati orang lain

Kalau merasa pengalaman hidup tidak ada yang menarik untuk dijadikan ide cerita, bisa mengambil pengalaman orang lain untuk dijadikan sebagai ide cerita, teman dekat misalnya.

Kalau punya teman dekat yang punya masalah dan sering curhat, bisa menjadikan pengalaman tersebut menjadi sebuah ide.

Maka jadilah pendengar ber-attitude baik saat ada sahabat yang ingin curhat. Atau, bisa juga buka jasa konseling sekalian, biar punya banyak stok ide cerita.

c. Tangkap fenomena di lingkungan sekitar

Ide juga bisa dapatkan dari hasil mengamati apa yang tengah terjadi di lingkungan sekitar. Banyaknya pengangguran gara-gara pemdemi covid19 mungkin, permasalahan keluarga dan sosial masyarakat juga bisa kita jadikan ide cerita, seperti cerita dalam novel Kambing dan Hujan karya Mahfud Ikhwan. Kita bisa eksplorasi lebih dalam fenomena apa pun yang tampak di lingkungan sekitar.

d. Imajinasi

Buat yang suka berhalu ria, jangan sedih kalau dikatain halu. Justru ini bisa jadi poin plus. Sebab dari kegemaran berhalu itu, kita bisa mendapatkan ide untuk menulis cerita. Kebanyakan penulis novel menemukan ide ceritanya dengan berimajinasi atau berhalu ria.

e. Banyak membaca

Membaca adalah jendela dunia. Kata bijak yang tidak asing lagi bagi kita, maka rajin-rajinlah membaca. Membaca apa saja, buku cetak, buku elektronik, surat kabar cetak atau pun online. Kegiatan membaca ini bisa menjadi salah satu cara untuk menemukan ide cerita yang nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah novel.

f. Menonton

Cara lain untuk bisa mendapatkan ide cerita adalah dengan menonton. Nonton apa? Apa pun, bisa film, berita, sinetron, video klip lagu. Semua itu bisa jadikan inspirasi dalam menemukan ide cerita. Ide tak melulu harus orisinal.

Kita boleh menjadikan apa yang kita tonton sebagai sumber inspirasi, tapi hanya idenya, ceritanya harus dikembangkan sendiri dengan kekhasan gaya kita masing-masing.

Setelah kita menemukan ide, selanjutnya ide tersebut kita kembangkan, ide yang kita kembangkan itulah yang kita tulis sesuai dengan alur cerita yang kita inginkan.

3. Tentukan Karakter pemeran utamanya

Dalam pembuatan novel, tokoh karakter adalah kunci dari cerita. Sehingga saat kita memulai menulis, kita sudah harus benar-benar memberikan karakter kuat kepada si tokoh atau pemeran, buatlah karakter yang “kuat” dan “nyata”.

Untuk mendapatkan karakter: kita bisa mencari inspirasi dari karakter atau tokoh di sekitar kita dan menjadikan mereka karakter fiksi yang akan kita tulis.

Untuk memperkuat karakter, kita dapat mengembangkan tokoh dengan cara mendeskripsikannya. Cara ini akan membantu pembaca untuk memvisualkan karakter.

Mengungkapkan karakter seorang tokoh dengan cara deskripsi sebagai author harus menjelaskan secara rounded atau secara keseluruhan, jadi di saat para readers membaca tulisan atau novel kita, mereka seakan-akan masuk ke dalam tokoh karakter yang sedang kita ceritakan. Sehingga para pembaca merasa cerita yang kita tulis itu seperti nyata dan tokoh itu ada. Semua yang ada dalam diri tokoh itu begitu terkesan untuk pembaca.

4. Buatlah draf alur cerita dan plot

Sebaiknya sebelum mulai menulis dibuat terlebih dahulu draf alur ceritanya. Hal ini untuk memudahkan kita saat menulis nanti. Walaupun begitu, kita tidak diharuskan terlalu kaku memegang draf awal dari alur tersebut. Karena biasanya ketika menulis, pergerakan alur cerita akan berkembang dengan sendirinya.

Plot adalah hubungan yang mengaitkan satu kejadian dengan kejadian lainnya sehingga saling berhubungan yang memicu terjadinya krisis dan menggerakkan cerita menuju klimaks (puncak konflik). Dengan kata lain, adanya suatu peristiwa dibenturkan dengan peristiwa lain, yang saling bergesekan sehingga memantik konflik. Plot inilah yang sesungguhnya menggerakan cerita dari awal sampai akhir yang menghiasinya jalannya cerita tersebut dengan ketegangan, konflik dan penyelesaian (ending).

5. Buat Dialog yang Penuh Arti

Setelah plot atau alur cerita kita buat, kita tinggal menentukan di bagian mana yang dibutuhkan dialog, dialog juga perlu diperhatikan. Dialog yang penuh arti akan membantu pembaca semakin mendalami kisah novel kita.

Tulislah dialog yang penting-penting saja. Tulis dialog yang ada tujuannya, dan langsung menjelaskan masalah. Jangan memilih dialog yang berputar-putar apalagi bertele-tela, hasilnya justru akan membuat hambar cerita novel kita.

6. Setting Novel

Setting novel adalah menentukan latar cerita. Sebuah novel tanpa latar akan terasa aneh dan mengganjal. Latar atau lokasi bisa dimanapun. Bisa di lokasi yang sekarang sudah ada, dan bisa juga menggunakan latar imajinasi dalam pikiran kita.

Prinsipnya jika seorang penulis menggunakan setting latar nyata, maka penulis harus tahu betul lokasi atau tempat yang menjadi latar cerita yang ditulis. Misalnya latar yang digunakan lokasi terkenal, seperti monas, penulis harus mendeskripsikannya secara mendetail. Mengambarkan latar secara detail, menarik dan hidup, membantu pembaca membayangkan secara nyata dalam imajinasi mereka. Secara tidak langsung, kita sudah mengajak berinteraksi pembaca masuk dalam dunia imajinasi kita.

Bagaimana cara mendeskripsikan suatu tempat yang mampu mengajak pembaca hidup dalam imajinasi? Sederhana, cukup paparkan dan ceritakan setiap detail sudut, tempat dan keunikan. Masukan impresi di dalam tulisan agar emosi pembaca ikut terbawa.

Setelah selesai menulis sebuah novel, berhasilkan sudah menjadi penulis novel.

Jawabnya BELUM…

Karena menulis novel hal yang sangat gampang, semua orang bisa melakukan.

Sekarang yang jadi permasalahan.
Apakah novel kita ada peminatnya?.
Apakah novel yang kita tulis laku di pasaran?.

Ternyata menulis Novel lebih mudah dari pada mencari pembaca dan mencari pembaca lebih gampang dari pada mempertahankannya.

Seorang penulis novel dikatakan berhasil apabila novel yang ditulisnya itu, jika diterbitkan dan dicetak bukunya bisa terjual ribuan perhari.

Dan apabila novelnya ditulis di Apl, sehari pembaca ribuan orang.
Mungkinkah seorang penulis pemula, novelnya bisa di minati pembaca ribuan sehari.

Mungkin!, tidak ada yang mustahil.

Sumber,
Darmaiyah, Mpd.
Kelas Menulis Tinta atch 01
Selasa, 04 Mei 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *